Analisis Pemecahkan Masalah IPA Siswa SMP di Melawi

Rindah Permatasari, Klara A, Pebri Hendrik Jona, Eka Marsanda Cane

Abstract


Pemecahan masalah merupakan alat utama dalam pembelajaran IPA. Setelah siswa mempelajari konsep-konsep IPA, diharapkan siswa tidak hanya menguasai konsep-konsep yang telah dipelajarinya akan tetapi dapat mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dan menggunakan hubungan antar konsep yang satu dengan yang lainnya ke dalam berbagai situasi dan masalah berbeda. Tujuana dari penelitian ini adalah Bagaimanakah kemampuan Memecahkan Masalah IPA Siswa SMP di Melawi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Pinoh Selatan dan SMP Kristen Ekklesia Nanga Pinoh 2. Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Pinoh Selatan dan siswa SMP Kristen Ekklesia Nanga Pinoh dengan jumlah keseluruhannya berjumlah 41 orang peserta didikĀ  yang terdiri atas 18 orang peserta didik dan SMP Kristen Ekklesia Nanga Pinoh dengan jumlah 23. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah IPA dan lembar wawancara Berdasarkan hasil tes pemecahan masalah, secara umum dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat pemecahan masalah siswa tergolong rendah dengan nilai rata-rata sebesar 24,68. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 50 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 3. Ditinjau dari hasil wawancara diketahui bahwa ternyata siswa tidak memiliki kesiapan dalam mengerjakan soal, tidak percaya dengan jawaban sendiri dan kurang dalam perhitungan matematis. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diketahui bahwa hasil tes kognitif pemecahan masalah siswa, di peroleh rata-rata nilai pemecahan masalah yaitu 24,68 hal ini berbanding lurus dengan hasil wawancara metakognisi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan metakognisi dan efikasi siswa masih tergolong rendah.


Full Text:

PDF

References


Arikunto & Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

B.J. Zimmerman. 1990. Self-regulated learning and Achievement: The Emergence of a Social Cognitive Perspective, dalam Educational Psychology Review, hlm.173-201.

Heller, P., Keith, R., & Andreson, S. (1992). Teaching Problem Solving Through Cooperative Grouping. Part 1: Group Versus Individual Problem Solving. American Journal of Physics, 60(7), 627-636. DOI: http://dx.doi.org/10.1119/1.17117

Permatasari, Rindah. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Self-Regulated Learning Pada Materi Keseimbangan Lingkungan Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016 ISSN: 2089-1776

Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Proses. Pendidikan Dasar Dan Menengah. Kemendikbud. Jakarta. BSNP. 2016

Sujarwanto, E dkk. 2014. Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Pada Modeling. Instruction Pada Siswa SMA Kelas XI. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 3Sundari, P. D., Parno, & Kusairi, S. (2016). Hubungan Antara Efikasi-diri dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Semnas Pend.IPA Pascasarjana UM, 1.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.




DOI: https://doi.org/10.46368/qjpia.v4i1.1907

Article Metrics

Abstract view : 37 times
PDF - 17 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.